Sepi kini menemaniku, temanku kini hanyalah bulan dan bintang yang kesepian.
Aku menyesal, mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Andai saja dulu aku
tak mengambil tindakan konyol itu, mungkin malam ini aku sedang bercengkrama dan
bercanda dengan semua temanku, tidak seperti malam ini, dan mungkin yang akan
seterusnya kulalui, sepi tanpa canda tawa teman-temanku yang aku rindukan.
Awal dari semua masalah ini adalah diwaktu aku dikenalkan oleh
seorang pria kenalan sahabatku, pertama aku di kenalkan lewat sebuah pesan
singkat. Setelah beberapa hari berlanjut hubunganku dengan pria itu tapi hanya
lewat sms.
Pada suatu hari, ketika aku menjalani malam bersama teman-temanku,
tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara motor menuju ke arah kami, beberapa
motor dan pria yang mengendarainya mendatangi kami. Seperti biasa, karena aku
orang baru di mata para pria itu aku dikenalkan dengan pria itu satu persatu,
ketika sampai pada pria terakhir aku begitu terkejut ketika ia menyebutkan
namanya “EGA”, serasa tak percaya malam itu aku bertemu, bertatap muka bahkan
berjabat tangan langsung dengan seseorang yang selama ini menurutku hanya akan
menjadi temanku di dunia sms, orang yang sebenarnya tidak mau kutemui. Tapi aku
tak bisa berbuat apa-apa saat itu, aku hanya menyambut uluran tangannya dan
akhirnya kami saling bertukar nama. Pada malam itu pertama kali aku bertemu
dengannya, aku bingung sesaat setelah ku berkenalan dengannya serasa ada
sesuatu yang menggangguku, aku terus mencari tau apa sebenarnya yang sedang
terjadi padaku, setelah beberapa saat aku tersesat di dalam kebingunganku
akhirnya aku menemukan jawabannya. Ya……!!! Ternyata dia begitu serupa dengan
mantan kekasihku yang sampai saat ini tak dapat aku lupakan, dan mungkin jika
aku dapat bertemu dia lagi dan menjalani kehidupanku seperti dahulu, mungkin
aku tak akan berpisah dengannya sampai saat ini atau mungkin sampai maut yang
memisahkan kami berdua. Aku banyak bertanya pada salah satu temanku tentang sifat
dan kehidupannya. Ya Tuhan setelah aku mendapat informasi dari temannku semua
tentangnya, aku terkejut karena betapa banyak kemiripan dia dengan kekasihku
itu. Hubungan kami tetap berlanjut setelah perkenalan itu. Suatu malam aku
merasa gusar hatiku tak tenang, di dalam benakku selalu terlintas wajahnya saat
perkenalan itu, suaranya selalu terngiang di telingaku, kata – kata yang ia
kirim padaku lewat pesan singkat (sms) selalu ku baca berkali – kali, aku tak
mengerti dengan perasaanku hatiku selalu berharap dapat bertemu dengannya,
setiap waktu aku selalu berharap ada dering tanda sms masuk darinya. Tuhan
apakah aku sudah pantas untuk jatuh cinta lagi?? Ya Tuhan apa aku sudah siap
untuk sakit hati lagi?? Ya Tuhan…….jika dia memang pilihanMu untuk menemaniku
maka dekatkan kami, tapi jika dia bukan yang terbaik bagiku maka hentikanlah
semua benih cinta yang sedang tumbuh di hatiku ini. Hari demi hari berlalu
dengan penuh siksa bagiku, semua ini menyiksaku karena aku belum cerita pada
satupun temanku tentang perasaan ini. Suatu hari salah satu temanku bertanya
tentang bagaimana perasaanku dengan pria itu, karena temanku yang satu ini
rupanya menyadari kalau aku punya perasaan yang lebih pada pria itu. Akhirnya
saat itu juga aku jujur pada temanku itu bahwa benar dugaannya padaku, aku
sayang pada pria itu, tapi aku juga memintanya untuk jangan memberitahukan
semua ini pada temanku yang lain. Tanpa ku tahu ternyata temanku memberi
tahukan perasaanku pada pria itu, betapa terkejutnya aku ketika diberitahukan
semua itu, rasanya aku tak mau mendengar kelanjutan cerita temanku, karena di
dalam benakku sudah terbayang apa yang akan dikatakan olehnya, pasti dia
mengangapku sebagai wanita yang !!!!!!. Setelah ku dengarkan kelanjutan cerita
temanku untuk kedua kalinya aku dikejutkan, ternyata jawaban pria itu begitu
bertolak belakang dengan apa yang ada dalam pikiranku. Hatiku begitu berbunga
stelah kutau dia juga suka padaku, tapi rasa senang ini langsung ku tepis lagi
agar tak begitu berlebihan, karena aku tak akan percaya begitu saja dengan
cerita temanku, kecuali pria itu yang langsung mengatakannya padaku. Pucuk di
cinta ulampun tiba, yah kata itulah yang mungkin terus ada di dalam benakku,
setelah pria itu mengatakan langsung padaku bahwa ia benar sayang padaku, kalau
ia takut kehilanganku. Tapi ada satu perkataannya yang sedikit membuatku sakit
hati, karena ia sudah berbohong padaku dan temanku tentang pengakuannya pada
temanku waktu itu, tapi tak apa karena semua rasa sakit itu telah hancur oleh
beribu bunga – bunga cinta yang sedang tumbuh begitu subur dihatiku. Setelah
semua kejadian itu sekarang pesan singkat yang kami saling kirim mendapat kata
tambahan, sekarang kami tak saling menyebut nama, sekarang nama kami saling
memanggil dengan panggilan sayang. Ya Tuhan apa lagi ini, mengapa aku menjadi
orang yang begitu ceroboh, aku mungkin orang yang paling bodoh di dunia ini,
mengapa aku tak menyadari dari dulu jika salah satu dari temanku begitu
mencintai pria itu, bahkan mungkin cintanya lebih besar dari pada cintaku padanya.
Setelah ku tahu semua itu aku lalu memutuskan untuk tidak berhubungan lagi
dengannya, aku coba untuk melempar jauh – jauh semua perasaan ini. Biarlah aku
kehilangan orang yang kucintai, dari pada aku harus kehilangan seorang sahabat
yang terlebih dahulu menjadi teman hidupku. Biarlah bunga – bunga cinta yang
sempat mekar dulu layu begitu saja, karena aku tak mau lagi memupuknya.
Hubungan kamipun putus begitu saja tanpa penjelasan. Sebenarnya aku sangat
merasa tersiksa dengan semua ini, lama – lama aku tak bisa lagi terus
membohongi hatiku seperti ini, bahwa aku masih begitu sayang padanya, wajahnya,
suaranya dan dengan kata – kata mesra yang selalu ia kirimi untukku. Tiga hari
sudah kulalui dengan semua penderitaan ini. Aku tak tau bagaimana caraku memberi
tahunya tentang perubahan sikapku ini. Siang tlah berganti malam. Ketika ku
sedang melamun memikirkan semua tindakan fatal ini, menahan semua rasa riduku
yang makin memuncak ini, dari dalam rumah ku mendengar suara telepon genggamku
berdering. Yah aku bisa menebak siapa yang meu menelponku malam – malam seperti
ini, benar saja dugaanku jika pria itulah yang menelponku, memang sejak pertama
dia melihat perubahanku dia selalu menelponku, tapi tak pernah kuangkat, karena
aku tau apa yang akan dia bicarakan. Setelah ku pikir aku tak bisa terus
seperti ini, aku harus menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi. Akhirnya
dengan penuh kesiapan sekaligus ketakutan, aku memberanikan diri untuk menjawab
telpon darinya. Ketika suaranya terdengar, luluh sudah hatiku, suara yang
selama ini begitu kurindukan kini terdengar lagi. Malam itu juga kujelaskan
semua alas an mengapa ku menjauhinya, dan sekaligus memberitahunya jika aku tak
bisa hidup tanpanya. Setelah mendengar semua penjelasanku dia terdiam,
sepertinya dia terkejut. Dan tak lama suaranya terdengar kembali, dia lalu
mengatakan bahwa dia juga begitu rindu padaku. Di ujung telpon dia terus
bertannya tentang semua dan aku terus menjawab pertanyaannya. Sampai akhirnya
aku bertanya, sikap apa yang seharusnya kulakukan? Seketika itu juga dia
menjawab semua terserah padaku, dia memberiku dua pilihan yang teramat berat
bagiku untuk memutuskan memilih yang mana. Pertama jika aku mau kita terus
berhubungan tapi tidak ada seorangpun dari semua temanku yang mengetahuinya.
Pilihan kedua jika aku memang lebih berat untuk meninggalkannya maka aku harus
menjaga jarak dengan teman – temanku, dan jika aku lebih berat untuk
meninggalkan temanku, maka aku harus siap – siap untuk kehilangannya.
Kebingungan lagi –lagi menghampiriku. Mengapa semua yang ia berikan pilihan
yang begitu mustahil untuk kupilih? Aku terdiam sejenak memikirkan tentang
tindakanku selanjutnya. “ Aku memilih yang pertama “, seketika saja kata itu
terucap dari bibirku. Aku tak mau kehilangan sahabat ataupun kekasihku, biarlah
aku berbohong kepada semua temanku tentang hubungan kami ini, walaupun sudah
terpikir dalam benakku apa yang akan terjadi jika suatu saat temanku mengetahui
semua kebohongan ini. Mulai saat ini aku harus terus menjaga rapi rahasia ini agar
tidak satupun dari temanku yang akan mengetahuinya. Hari berganti minggu, telah
berlalu dengan penuh kebohongan dan rahasia antara aku dan teman – temanku.
Sampai pada akhirnya kecerobohankupun berbuah pertengkaran, temanku yang juga
suka pada pria itu, tanpa sepengetahuanku membuka kotak masuk handphone ku.
Akhirnya apa yang aku takutkan kini terjadi, habislah aku malam itu, berjuta
celaan menghujaniku, bahkan sumpah serapah yang selama ini tidak pernah
kudengar, keluar dari mulutnya. Air mataku tak terbendung lagi, rasa sakit hati
begitu dalam kurasakan, namun aku sadar ini semua kesalahanku. Tapi sikap teman
– temanku malam itu sungguh menyimpang dari dugaanku sebelumnya. Malam itu
mereka begitu marah padaku. Sampai pada saatnya keluar kata yang begitu
membuatku terasa telah terbunuh “ Oooh jadi gini….! Elo lebih milih cowo itu
dari pada kita sahabat lo? Ok…! Mulai sekarang lo gak usah ngurusin kita lagi,
urusin aja orang yang baru lo kenal itu. Karena mulai detik ini lo bukan
sahabat kita lagi! “ Dengan penuh amarah salah satu temanku mengeluarkan
kalimat itu. Tanpa membela diri akupun langsung berbalik dan pulang kerumahku
meninggalkan mereka yang masih penuh dengan amarah mereka masing – masing. Yah
itulah yang terjadi, dan menyebabkan aku hanya dapat duduk sendiri dan
bertemankan sepi dalam menjalani kehidupan ku di waktu malam tiba. Tapi ada
satu lagi yang sampai sekarang menjadi rahasiaku. Aku belum bisa memberitahu
pria itu tentang semua kejadian waktu malam pertengkaran itu yang begitu
membuatku merasa sangat tersiksa. Karena aku takut hubungan mereka akan hancur
karenaku, aku tak mau menjadi gunting pemutus hubungan mereka dengan pria itu
maupun teman – temannya. Hingga saat ini aku tetap berhubungan dengan pria itu
seolah tak perna terjadi apa – apa antara aku dan teman – temanku. Setiap malam
aku selalu berharap, semoga saja hubunganku dengan sahabat – sahabatku dapat
kembali seperti dulu. Untuk saat ini biarlah aku seperti ini, mrnjalani malam
dengan kesendirian. Untuk itu aku punya pesan kepada semua yang membaca
tulisanku ini. “ Jagalah persahabatanmu seperti kau menjaga kehormatanmu,
karena kebersamaan kasih sayang sahabatmu lebih indah dibandingkan bunga
cintamu dengan seseorang yang telah tega memutuskan persahabatanmu” Ukhtie
fillah. Memandang wajahmu cerah.
Yogyakarta, 2014
***Kumpulan Cerpen Ahmad Fathoni Fauzan***
0 Response to "CINTA DAN PERSAHABATAN"
Posting Komentar